Ditulis oleh Kang Andang Kasriadi, Rumah Kefir.
Satu hari (2008) saya ditelepon oleh seorang sahabat. Ayahnya yang berusia sekitar 75 tahun masuk rumah sakit, karena menderita gangguan pencernaan yang hebat, sehingga tidak ada makanan yang bisa masuk, dan harus dioperasi.
Namun sahabat saya itu merasa ragu untuk mengizinkan operasi karena kondisi ayahnya sangat lemah. Saya kaget sekali menerima telepon itu, karena setahu saya beliau ini sudah rutin minum Kefir dan bahkan membuat sendiri Kefir di rumahnya, selama beberapa tahun. Keluhan awalnya adalah rematik dan maag. Dalam satu bulan rtematiknya sudah sangat membaik, sehingga mampu menjalankan shalat kembali dengan sempurna. Begitupun maagnya sudah membaik.
Ternyata karena sesuatu hal, beberapa bulan sebelumnya, bibit Kefirnya mati, dan belum sempat minta lagi. Kemudian ketika ada gangguan pencernaan, beliau minum "obat" yang dipromosikan oleh suatu MLM. Ternyata bukannya sembuh, bahkan makin parah, hingga terpaksa dibawa kerumah sakit, dan diinfus.
Sahabat saya minta saran, apakah ayahnya dioperasi saja, atau ditanggulangi dengan Kefir. Sebenarnya saya tidak berhak untuk menjawab, apalagi ayahnya sudah berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan dokter tidak mau bertanggungjawab bila tidak segera dioperasi.
Akhirnya setelah berdialog cukup lama dengan mempertimbangkan kondisi ayahnya, saya menyarankan untuk minum Kefir saja dengan madu. Dengan menandatangani perjanjian, ayahnya dibawa pulang, dan membawa beberapa liter Kefir dari Rumah Kefir.
Beberapa hari saya sulit tidur, dan terkaget-kaget kalau ada telepon masuk malam-malam, karena takut terjadi apa-apa dan tentunya saya akan merasa sangat berdosa.
Dua minggu kemudian, ketika petugas yang mengantarkan Kefir ke rumahnya (di luar kota Bandung, dekat Cicalengka), segera saya tanya bagaimana kondisi ayah sahabat saya itu. Petugas ekspedisi itu menerangkan bahwa ia bertemu dengan ayah sahabat saya itu sedang berada di halaman rumahnya, memangkas daun-daun pohon peliharaannya. Saya bernafas lega.
Sumber : Rumah Kefir
Satu hari (2008) saya ditelepon oleh seorang sahabat. Ayahnya yang berusia sekitar 75 tahun masuk rumah sakit, karena menderita gangguan pencernaan yang hebat, sehingga tidak ada makanan yang bisa masuk, dan harus dioperasi.
Namun sahabat saya itu merasa ragu untuk mengizinkan operasi karena kondisi ayahnya sangat lemah. Saya kaget sekali menerima telepon itu, karena setahu saya beliau ini sudah rutin minum Kefir dan bahkan membuat sendiri Kefir di rumahnya, selama beberapa tahun. Keluhan awalnya adalah rematik dan maag. Dalam satu bulan rtematiknya sudah sangat membaik, sehingga mampu menjalankan shalat kembali dengan sempurna. Begitupun maagnya sudah membaik.
Ternyata karena sesuatu hal, beberapa bulan sebelumnya, bibit Kefirnya mati, dan belum sempat minta lagi. Kemudian ketika ada gangguan pencernaan, beliau minum "obat" yang dipromosikan oleh suatu MLM. Ternyata bukannya sembuh, bahkan makin parah, hingga terpaksa dibawa kerumah sakit, dan diinfus.
Sahabat saya minta saran, apakah ayahnya dioperasi saja, atau ditanggulangi dengan Kefir. Sebenarnya saya tidak berhak untuk menjawab, apalagi ayahnya sudah berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan dokter tidak mau bertanggungjawab bila tidak segera dioperasi.
Akhirnya setelah berdialog cukup lama dengan mempertimbangkan kondisi ayahnya, saya menyarankan untuk minum Kefir saja dengan madu. Dengan menandatangani perjanjian, ayahnya dibawa pulang, dan membawa beberapa liter Kefir dari Rumah Kefir.
Beberapa hari saya sulit tidur, dan terkaget-kaget kalau ada telepon masuk malam-malam, karena takut terjadi apa-apa dan tentunya saya akan merasa sangat berdosa.
Dua minggu kemudian, ketika petugas yang mengantarkan Kefir ke rumahnya (di luar kota Bandung, dekat Cicalengka), segera saya tanya bagaimana kondisi ayah sahabat saya itu. Petugas ekspedisi itu menerangkan bahwa ia bertemu dengan ayah sahabat saya itu sedang berada di halaman rumahnya, memangkas daun-daun pohon peliharaannya. Saya bernafas lega.
Sumber : Rumah Kefir
No comments:
Post a Comment